Selasa, 30 November 2010

Perang Banjar

  • Share
  • [i]

Kapal uap Celebes berperang melawan benteng rakit apung yang disebut Kotamara dikemudikan orang Dayak pada tanggal 6 Agustus1859 di pulau Kanamit, sungai Barito.
Perang Banjar (1859-1905) adalah perang perlawanan terhadap kolonial Belanda yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Penyebab

Sebab umum :
  • Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan.
  • Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan.
  • Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini ditemukan pertambangan batubara.
Sebab Khusus:
Karena Pangeran Hidayatullah yang seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian menganggap Tamjidullah sebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan. Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda membubarkan Kesultanan Banjar.

Strategi Perang

Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng pertahanan di hutan-hutan.

Tokoh-tokoh

  • Tokoh rakyat Banjar:
Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari, Aling, Tumenggung Antaludin, Tumenggung Surapati, Demang Lehman, Panglima Bukhari, Tumenggung Jalil, Pagustian, Panembahan Muhammad Said, Panglima Batur, Panglima Wangkang, Penghulu Muda, Penghulu Rasyid, Penghulu Suhasin, Tagab Obang, dan Muhammad Seman.
  • Tokoh pihak kolonial Belanda:
Augustus Johannes Andresen, George Frederik Willem Borel, Karel Cornelis Bunnik, F.P. Cavaljé, Christiaan Antoon Jeekel, Karel van der Heijden, H.L. Kilian, Franz Lodewijk Ferdinand Karel von Pestel, Evert Willem Pfeiffer, Joost Hendrik Romswinckel, Charles de Roy van Zuydewijn, C.E. Uhlenbeck, Gustave Verspijck, Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege, Jacobus Agustinus Vetter

Medan Perang

Daerah pertempuran berada di daerah Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah. Termasuk di daerah sungai Barito.

Akhir perang

Setelah Pangeran Hidayatullah tertangkap dan Pangeran Antasari wafat, perjuangan tetap berlanjut yang di pimpin oleh Gusti Mat Seman, Gusti Acil, Gusti Muhammad Arsyad, dan Antung Durrahman. Oleh pemimpin-pemimpin tersebut, rakyat masih bergerilya dengan se-sekali melakukan serangan kepada Belanda sampai awal abad ke-20.

Akibat perang

  • Bidang politik.
  1. Daerah Kalimantan Selatan dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah kolonial Belanda.
  2. Dibubarkannya negara Kesultanan Banjar.
  • Bidang ekonomi
Dikuasainya tambang batubara dan perkebunan di daerah Kalimantan Selatan.

0 komentar:

Posting Komentar

Subscribe / Share

 
klik [disini] untuk ikuti aku di Facebook . . . . . . setelah baca jangan lupa kunjungi buku tamunya ya!